Friday, February 26, 2016

Pengertian E- Commerce dan Perbedaannya dengan E-Business

Menurut Tambotoh (2007) di dalam blognya (http://johantambotoh.wordpress.com/2007/08/05/e-commerce-dan-e-bisnis-apa-bedanya/#comment-591),   e-commerce dan e-bisnis adalah dua hal yang berbeda,  karena secara teknis e-commerce merupakan bagian dari e-bisnis, namun tidak semua e-bisnis berarti e-commerce.
Keduanya memang menggunakan internet dan EDI (electronic data interchange) untuk mengembangkan proses bisnis, tetapi keduanya tidak interchangeable, artinya keduanya tidak dapat dipertukarkan.

Lingkup e-commerce lebih sempit jika dibandingkan dengan e-bisnis, di mana e-commerce adalah bagian dari e-bisnis. E- bisnis menunjuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil, memberikan dampak yang besar kepada bisnis secara keseluruhan. E- commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja online, seperti untuk belanja produk dan jasa. Contohnya pembelian online tiket, buku atau hadiah, dan produk lainnya melalui internet. Atau ketika kita membayarkan sejumlah uang via internet.
Istilah e-bisnis meng-cover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan para klien atau nasabah melalui email. Pemasaran dilakukan melalui internet, menjual produk atau jasa melalui internet, menggunakan internet untuk riset pasar, menggunakan internet untuk meng-hire orang, menggunakan internet untuk promosi produk dan jasa, dan sebagainya.

Pemesanan buku di Amazon.com termasuk pada e-commerce dan e-bisnis. Membuat sebuah peta dengan arahan dari rumah ke kantor pos di yahoo.com merupakan e-bisnis tapi tidak melibatkan e-commerce.

Sedangkan menurut Nani (2010) dalam blognya di http://nanienuneno.blogspot.com/2010/10/e-business.html definisi e-business secara sederhana adalah penggunaan internet untuk berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. Penggunaan internet menyebabkan proses bisnis menjadi lebih efisien. Dalam penggunaan e-business, perusahaan perlu untuk membuka data pada sistem informasi mereka agar perusahaan dapat berbagi informasi dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier dan dapat bertransaksi secara elektronik dengan mereka memanfaatkan internet.Beda e-business dengan e-commerce adalah ecommerce hanya berupa transaksi secara elektronik di internet sedangkan e-business termasuk juga pertukaran informasi secara online misalnya sebuah perusahaan manufaktur membagi informasi persediaan bahan baku ke supplier, sebuah lembaga keuangan membagi informasi tentang perbankan, credit card, dll dengan konsumen mereka, dan sebagainya.

O’Brien menjelaskan bahwa sebuah e-bisnis sebenarnya terdiri dari beberapa bidang seperti dijelaskan di bagian pendahuluan makalah ini.  Adapun O’Brien telah membuat bagan alur bidang-bidang e-bisnis dan keterkaitan di antaranya, seperti di bawah ini :
Gambar 1. Interrelasi komponen E-Bisnis dari O’Brien

Dari bagan ini jelas bahwa internal perusahaan ada pada ruang lingkup Enterprise Resource Planning yang berinterrelasi dengan Supply Chain Management untuk menangani produksi dan Customer Relationship Management untuk menangani pelanggan.  Selain itu perusahaan juga harusnya memiliki supporting berupa control administrasi dan financial.  Kesemuanya dihubungkan dengan jaringan Enterprise Application Integration.
Menurut Cole (2010) dari berbagai pengalaman telah terbukti bahwa untuk melakukan e-bisnis yang sukes diperlukan 3 faktor yaitu :
  1. Penjamin bisnis, biasanya senior executive
  2. IT support, untuk mendukung proses integrasi antar fungsi.
  3. Orang yang bertanggung jawab untuk menangani persoalan pelayanan, operasional, dan resikonya.
Adapun dasar-dasar yang harus dimiliki agar implementasi e-bisnis dapat berjalan dengan baik ada beberapa elemen yaitu
  1. Commercial Imperative (Perhitungan komersial) Jangan terburu-buru membangun sebuah instalasi atau bagian dari instalasi e-bisnis jika tidak berdasarkan perhitungan bisnis yang cukup besar.  Bisnis kecil yang hanya memiliki beberapa partner usaha sangat rentan untuk merugi. Lain halnya dengan bisnis skala besar seperti perusahaan konstruksi yang memiliki banyak partner dan konsumen, dimana penggunaan e-bisnis dapat menekan biaya produksi secara signifikan
  2. Bisnis proses Membangun perangkat e-bisnis yang terintegrasi harus melalui proses yang dilakukan terus menerus dan konsisten.
  3. Data yang dapat dipercaya Pengelola data harus memasukkan data yang layak dipercaya kredibilitas.
  4. Ada standardisasi Karena e-bisnis akan langsung  berhubungan dengan dunia luar, maka standardisasi bahasa, susunan data, maupun protokol dan prosedur yang menyangkut operasional e-bisnis harus dituangkan dalam bentuk sebuah standar operasional.
  5. Manajemen data Perusahaan harus menjamin pengelolaan data yang akurat karena data-data yang ada sangat penting untuk pengambilan keputusan yang akan berakibat pada kecepatan pengambilan keputusan dan daya saing perusahaan.
  6. Penyesuaian data Banyak informasi yang masuk hanya berupa informasi mentah yang harus diolah menjadi sebuah data yang dapat digunakan langsung, sehingga proses pengolahan data yang cepat dan akurat sangat diperlukan.
 Namun demikian di dalam beberapa kasus, penerapan e-bisnis di usaha kecil menengah juga menunjukkan hasil yang bagus. Menurut Jiwei et all (2004), implementasi e-bisnis di usaha kecil menengah di Amerika menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil yang menguntungkan tersebut dapat diidentifikasi ada 6 butir yaitu :
  1. Meningkatkan posisi tawar dan daya saing
  2. Menarik pelanggan baru
  3. Meningkatnya sharing knowledge management di internal
  4. Pelayanan yang lebih efisien dan efektif
  5. Penyaluran produksi yang lebih lancar
  6. Rekrutment staff bisa secara online.
Manfaat yang didapat dari e-bisnis dapat dilihat pada gambar di bawah ini :



Gambar 2. 6 C Manfaat E-Bisnis
Jiwei et all (2004) juga membandingkan proses penerapan e-bisnis di perusahaan besar dan perusahaan kecil menengah (SME).  Dia mengambil contoh perusahaan besarnya adalah Yahoo, yang memulai e-bisnis dengan menciptakan search engine sampai menjadi website komersial dalam waktu 5 tahun.  Berikut tahapannya :


Gambar 3. Tahapan Pengembangan Yahoo

Gambar 3. Tahapan Pengembangan Yahoo
Untuk sample perusahaan kecilnya menengahnya Shi Jiwei meneliti 6 SMEs yang karyawannya bervariasi antara 4 sampai dengan 70 orang.  Variasi bisnisnya mulai dari pembuatan website sederhana sampai yang canggih. Salah satu yang tersukses merupakan supplier utama dari sebuah jaringan supply chain multi national company hingga model e-bisnisnya pun rencananya akan diterapkan di jaringan supplier lainnya yang lebih kecil.  Adapun faktor-faktor suksesnya adalah :
  1. Penggunaan internet dan website yang dinamis yang didukung oleh database.
  2. Disesuaikan dengan kebutuhan konsumen
  3. Memposisikan konsumen sebagai partner bisnis
  4. Partnership dengan supplier lain dan pihak ketiga lainnya.
  5. Menawarkan produk dan layanan yang tepat, di saat yang tepat
  6. Proses yang berkelanjutan dan konsisten untuk memperbaiki pelayanan terhadap konsumen
  7. Integrated terhadap sistem di pihak konsumen
  8. Sharing informasi secara internal dan eksternal di berbagai level posisi.

Belajar dari pengalaman membandingkan kedua kasus tersebut, maka dapat dihasilkan model yang tepat untuk implementasi e-bisnis yang sesuai, sebagai berikut :
Gambar 4. Model Implementasi E-Bisnis
Dengan model seperti ini harus diterapkan di setiap tahapan manajemen jika digunakan untuk membantu pengusaha kecil menengah untuk membangun strategi e-bisnis, pengambilan keputusan implementasi, dan internal evaluasinya.  Model ini mengkombinasikan 3 tools :
  1. Decision Support Tools : Strategi jangka panjang dan semacam perangkat pengambilan keputusan “Go/No Go” .
  2. Management Support Tools : Kemampuan manajemen dan knowledge
  3. Operational Support Tools : Kegiatan yang melaksanakan proyek.

Yang harus diperhatikan dari model ini adalah data capture yang didapat dari 3 lini manajemen yaitu level strategis, manajemen, dan operasional.  Data capture sangat kritikal untuk penentuan kesuksesan e-bisnis dalam jangka panjang.  Model ini sangat tepat diterapkan di usaha kecil menengah yang seringkali kesulitannya adalah sharing informasi dan berkutat dengan masalah organisasi.  Dengan model ini meletakkan dasar bagi pengembangan knowledge management dan sharing informasi yang mampu menembus halangan yang biasa terjadi terkait sharing informasi.
Jiwei et all dalam penelitiannya (2004) mengatakan sebagai kesimpulannya bahwa :
  1. E-bisnis harus dilaksanakan secara terus menerus melalui bisnis proses yang kontinu dan terintegrasi antara people, process, information management dan teknologi.
  2. E-bisnis merupakan pilihan yang flexible, adaptif, dan pragmatis untuk menghadapi tantangan daya saing.
Demikian artikel mengenai Pengertian E- Commerce dan Perbedaannya dengan E-Business.Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Original post by indrasetyadewi.blogstudent.mb.ipb.ac.id edited by me

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Fajar - Manssizz Corporation | Tutorialing For All